Senin, 03 Oktober 2011

anak punk





Anak punk selalu di identikkan dengan seseorang yang memakai anting-anting besar, memiliki tato dan sebagian anggota tubuhnya terdapat piercing (tindikan). Model rambut pun tak kalah menarik, biasanya dengan tatanan rambut  MOHAWK yang kadang di cat dengan berwarna warni. Penampilan busana mereka pun sangat menarik dan cukup simple dengan kaos berwarna hitam dan agak sedikit lusuh, jeans ketat atau jeans yang bolong-bolong, ditambah dengan rantai yang melingkar di celananya serta sepatu boots itulah "seragam" yang sering digunakan di kalangan anak punk.  Mungkin dipikiran kita dengan melihat penampilannya seperti itu tumbuh pikiran yang negative terhadap anak punk.


Anak punk, merupakan sebuah indentitas anak-anak muda yang ingin diperhatikan, ingin diakui dan mendapat tempat dihati masyarakat. Di Indonesia sendiri kalangan anak punk mendapat kesan yang cenderung negative. Anak punk suka buat onar anak punk adalah sekelompok berandalan anak punk selalu mabuk-mabukan itulah pikiran kita ketika melihat anak punk.


Punk muncul pertama kali di Inggris pada sekitar tahun 1970-an dan masuk ke Amerika sekitar tahun 1980. punk semakin terkenal dengan munculnya band Ramones dan Blink 182. sedangkan di Indonesia sendiri munculnya komunitas anak punk sendiri itu bermula tahun 1990-an ketika band Slank muncul.

Punk juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan we can do it ourselves. Penilaian punk dalam melihat suatu masalah dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama.

Ada yang harus di ketahui tentang anak punk, mereka memiliki sikap SOLIDARITAS yang sangat sangat tinggi. Mereka sering kali rela berkorban dengan teman dari komunitasnya.Sikap solodaritas inilah yang membuat mereka semakin hari semakin kompak.

Dari penampilannya yang cukup membuat kita takut ternyata anak punk memiliki banyak kreativitas. Anak punk seharusnya diberi wadah untuk  mengapresiasikan kreativitasnya agar mereka tidak melakukan tindakan kriminal.



Berbekal etika DIY, beberapa komunitas punk di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta,BandungSurabayaYogyakarta, dan Malang merintis usaha rekaman dan distribusi terbatas. Mereka membuat label rekaman sendiri untuk menaungi band-band sealiran sekaligus mendistribusikannya ke pasaran. Kemudian usaha ini berkembang menjadi semacam toko kecil yang lazim disebut distro.

CD dan kaset tidak lagi menjadi satu-satunya barang dagangan. Mereka juga memproduksi dan mendistribusikan t-shirt, aksesori, buku dan majalah, poster, serta jasa tindik (piercing) dantatoo. Seluruh produk dijual terbatas dan dengan harga yang amat terjangkau. Dalam kerangka filosofi punk, distro adalah implementasi perlawanan terhadap perilaku konsumtif anak muda pemuja Levi'sAdidasNikeCalvin Klein, dan barang bermerek luar negeri lainnya.


sumber:  http://id.wikipedia.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar