Rabu, 10 Oktober 2012

Organisasi Non Profit


PENDAHULUAN

            Manusia adalah makhluk sosial. Oleh karena itu tidak ada satu manusia pun yang mampu menjalankan hidupnya tanpa bantuan orang lain. Karena sesama manusia akan saling membutuhkan untuk memenuhi kebutuhannya masing-masing maka harus ada suatu wadah yang dapat memudahkan manusia untuk mencapai tujuan mereka, salah satu wadah tersebut adalah organisasi.
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat
 Setiap organisasi harus memiliki tiga unsur dasar, yaitu :
a.       Orang-orang (sekumpulan orang),
b.      Kerjasama,
c.       Tujuan yang ingin dicapai,

TEORI
       
   Organisasi nirlaba atau organisasi non profit adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter). Organisasi nirlaba meliputi gereja, sekolah negeri, derma public , rumah sakit dan klinik publik, organisasi politis, bantuan masyarakat dalam hal perundang-undangan, organisasi jasa sukarelawan, serikat buruh, asosiasi profesional, institut riset, museum, dan beberapa para petugas pemerintah.
Perbedaan organisasi nirlaba dengan organisasi laba

Organisasi nirlaba:
-kepemilikan tidak jelas (anggota, klien, atau donatur)
-membutuhkannya sebagai sumber pendanaan
-tanggung jawab/jabatannya tidak jelas

Organisasi laba:
-kepemilikan jelas
-telah memiliki sumber pendanaan yang jelas, yakni dari keuntungan usahanya
-tanggung jawab/jabatanya jelas.

PEMBAHASAN

          Lembaga Swadaya Masyrakat (LSM) merupakan organisasi jasa sukarelwana untuk membantu sesame dalam mengurangi masalah sosial seperti pengangguran. Organisasi jasa sukarelawan ini termasuk ke dalam organisasi nirlaba atau organisasi non profit.
 LSM adalah sebuah organisasi yang didirikan pereorangan ataupun sekelompok orang yang secara sukarela memberikan pelayanan kepada masyarakat tanpa bertunjuan untuk memperoleh keuntungan dari kegiatan tersebut. Jenis dan kategroi LSM, yakni Organisasi Donor, Organisasi Mitra Pemerintah, Organisasi Profesional, serta Organisasi Oposisi.

                 LSM sebenarnya tidak berbeda jauh dengan ormas, koperasi partai, bahkan dengan perusahaan. Sebagai suatu organisasi maka apa yang diharapkan adalah mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Untuk mencapai tujuannya tersebut maka organisasi perlu dikelola dengan baik.
           
            Dalam hal peranannya sebagai organisasi yang mempunyai peran non-politik, LSM dinilai mampu melakukan pemberdayaan kepada masyarakat dalam hal penanggulangan kemiskinan.

            Permasalahan utama yang sangat mendasar dalam hal pemberdayaan masyarakat oleh LSM adalah stigma LSM yang tumbuh disebagian masyarakat yang masih menaruh curiga terhadap kehadiran dan aktivitas dari LSM. Terkadang LSM diartikan sebagai alat bagi neo liberalisme karena sebagian besar dana kegiatan-kegiatan LSM di Indonesia di danai oleh negara asing.

            Dalam penjelasannya, LSM mencakup antara lain :
1.      Kelompok profesi yang berdasarkan profesinya tergerak menangani masalah lingkungan.
2.      Kelompok hobi yang mencintai kehidupan alam terdorong untuk melestarikannya.
3.      Kelompok minat yang berminat untuk membuat sesuatu bagi pengembangan lingkungan hidup.

Sampai saat ini, peran pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat masih terbatas dan belum mampu sepenuhnya dalam penanggulangan kemiskinan. Disinilah perlunya peran dan keterlibatan LSM dalam melaksanakan program dan pemberdayaan masyarakat. Untuk itu, diperlukan pula reposisi LSM di tengah masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat dalam bentuk :
1.        LSM perlu memfasilitasi tumbuh kembangnya kelembagaan rakyat yang kuat, yang bersifat sektoral, seperti pada organisasi buruh, petani, masyarakat adat, dan lain-lain.
2.        LSM perlu tampil ke publik luas, dalam arti semakin “go public” ke masyarakat, sehingga posisi dan perannya mampu lebih dirasakan oleh masyarakat. Ini bisa dilakukan melalui penyebaran brosur, pertemuan dengan masyarakat,kerja sama dengan media cetak-elektronik seluas-luasnya.
3.        LSM perlu semakin aktif dalam membangun hubungan dengan berbagai elemen masyarakat sipil lainnya. Seperti media massa, mahasiswa, serikat buruh, petani, partai politik dengan tetap mengedepankan nilai dan sikap non-partisan.
4.        Perlunya penguatan LSM sebagai sebuah entitas dan komunitas yang spesifik di dalam masyarakat sipil, dan penguatan institusionalisasi LSM dalam hal eksistensi, sumber daya manusia, sarana, dana, dan manajemen. LSM juga perlu lebih membuka diri untuk menjadi organisasi yang lebih berakar di masyarakat.    
5.        LSM juga dituntut untuk senantiasa membenahi kondisi internal dalam tubuh. Organisasinya, mengingat ini seringkali tidak diperlihatkan dalam forum evaluasi oleh LSM yang bersangkutan.

Indikator paling kuat untuk menilai efektivitas dan kesuksesan dari suatu LSM adalah kualitas layanan mereka, yaitu layanan yang sesuai diberikan dalam suatu pembiayaan yang selalu efisien. Dalam membangun hubungan kerjasama yang positif dalam konteks yang lebih besar, LSM harus dikenal oleh pihak-pihak yang tepat  di dalam suatu masyarakat, menajag kinerjanya, serta memperluas pengaruhnya melalui kerjasama dengan pemerintah, jaringan donor, dan LSM lain yang bekerja dalam sector dan wilayah yang sama.


Sumber:

Sabtu, 05 Mei 2012

Cerdaskan Bangsa Lewat Kampung Belajar

Liputan6.com, Bandung: Kesadaran untuk mencerdaskan bangsa justru dilakukan oleh orang biasa. Roni Tabroni mendirikan Kampung Belajar bagi anak-anak kampung yang mengalami putus sekolah di Kampung Bungur, Desa Mandala Sari, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. 

Keprihatinan terhadap kondisi kampungnya membuat Roni tergerak mendirikan Kampung Belajar ini pada tahun 2008 lalu. Modalnya, hanya tekad dan dana seadanya. Warga kampung yang kebanyakan tamatan SD dan banyak yang tak selesai sekolah kini seolah seperti 'keranjingan' belajar dan membaca. 

Apa yang dilakukan Roni, bapak dua anak itu, kini menjadi inspirasi bagi kampung-kampung lain di sekitarnya. 

Kampung Belajar kini berkembang terus. Roni pun mendapat bantuan dari para relawan yang memang mencintai bangsa dan negeri ini. Anak-anak yang belajar di Kampung Belajar kini mempunyai rasa percaya diri yang tinggi untuk bersaing dengan sekolah umum. 

Meski Kampung Belajar terus berkembang, namun Roni tak tergiur untuk mengkomersialkan gaya pendidikan tersebut. Roni mengaku materi bukan yang utama, baginya keikhlasan mengajar dan pemberdayaan masyarakat di kampung lebih memikatnya. (Vin)


sumber : http://berita.liputan6.com/read/395720/roni-cerdaskan-rakyat-lewat-kampung-belajar


review: 
Rasa cinta tanah air tumbuh berdasarkan kesadaran dalam diri sendiri, dan rasa prihatin akan bangsanya. Dalam kenyataannya rasa cinta tanah air tumbuh dikalangan orang biasa dibanding kalangan orang besar. Mengapa hal ini terjadi? apa mungkin karena mereka tidak pernah tau akan kehidupan bangsanya atau mereka tau tapi menutup dari realita yang ada?. Sungguh menyedihkan apabila kita melihat kondisi bangsa yang masih ada penduduknya yang tuna aksara.
Bangsa yang maju adalah bangsa yang mengedepankan masalah penduduknya, terutama dalam bidang pendidikan dan kesehatan masyarakatnya. Kita sebagai anak bangsa yang beruntung, harus saling membantu satu sama lain dalam membentuk pribadi bangsa yang kuat. Dengan melakukan hal-hal kecil tapi suatu saat akan memberikan dampak yang cukup besar.

Kamis, 03 Mei 2012

Menurunnya Semangat Berbangsa



JK: Semangat Berbangsa Menurun
Liputan6.com, Kediri: Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai terjadi penurunan semangat berbangsa yang mengikis rasa cinta Tanah Air. "Sekarang ada apa-apa demo, ada bakar-bakaran. Setiap hari ada goncangan, bagaimana orang mau kerja," kata JK saat ditemui dalam kegiatan "halaqah" alim ulama Mukernas PPP di Kediri, Jawa Timur, Rabu (22/2).

JK menyayangkan semakin minimnya rasa cinta Tanah Air dan banyak kasus korupsi yang melibatkan para pejabat sehingga membuat luka masyarakat. Padahal masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, di antaranya membangun ekonomi bangsa. Dengan kondisi geografis yang cukup menjanjikan tentunya harus dikelola dengan lebih baik lagi.

"Dibanding dengan sebelumnya, Indonesia lebih maju. Namun, dibanding dengan negara lain Indonesia masih ketinggalan, seperti tentang teknologi. Untuk itu, harus ada tujuan yang sama, bersatu dengan niat yang baik," ucapnya. JK meminta pemerintah tegas memperbaiki kondisi ekonomi menjadi lebih baik lagi dan memperbaiki hukum yang ada.

Hal senada juga dikatakan Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa. Ia menilai pemerintah masih belum terlihat serius untuk memperbaiki ekonomi Indonesia. Selama ini, anggaran yang dimiliki sangat besar. Di APBN 2012, pendapatan yang ada mencapai Rp 1.425 triliun, naik dibandingkan 2011 yang sebesar Rp 1.336 trilun.

"Selama ini, pemerintah belum terlihat membuat proyek 'mercusuar'. Bisa dilihat, anggaran lebih dari Rp 1.000 triliun, padahal bisa digunakan untuk hal yang produktif bagi kesejahteraan masyarakat," kata Kofifah. Harusnya, menurut dia, pemerintah dengan tegas membuat kebijakan untuk menyejahterakan masyarakat.(ANT/JUM)


sumber:  http://berita.liputan6.com/read/378633/jk-semangat-berbangsa-menurun


review: 
Rasa cinta tanah air harus ditumbuhkan mulai dari kecil. dalam proses pembelajaran di sekolah-sekolah dasar, rasa cinta tanah air harus mulai dipupuk dari dini. Namun perkembangannya sekarang, rasa cinta tanah air pun mulai luntur. Banyak dari para murid sekolah dasar tidak mengetahui kebudayaan daerahnya sendiri. Pemerintah pun tidak peduli dengan masalah yang satu ini. Anggota pemerintahan pun terkadang memberi contoh negatif kepada generasi muda, misalnya melakukan korupsi, dll. 
Sekarang ini pun marak diberitakan bahwa ada beberapa sekolah dasar yang terdapat buku pelajaran yang tidak pantas dibaca untuk anak seumuran mereka. Pemerintah harus menangani dengan serius masalah ini, karena nantinya generasi muda suatu saat akan membangun bangsa ke arah yang lebih baik.

Sabtu, 28 April 2012

Coret-Coret Seragam, Luapan Emosi yang Salah

Medan, Psikologi Zone – Usai mengikuti Ujian Nasional (UN), banyak siswa yang justru meluapkan kegembiraan mereka dengan mencoret-coret seragam sekolah. Aksi ini sungguh disesalkan berbagai pihak karena meluapan emosi dengan cara yang salah.
“Aksi coret-coret itu didasari keinginan mereka mencoba dan merasakan bagaimana meluapkan kegembiraan usai melaksanakan UN. Sayangnya cara yang mereka ketahui itu adalah dengan mencoret-coret seragam mereka,” ucap Prof Dr Abdul Munir MPd, Dekan Psikologi Universitas Medan Area (UMA), Minggu (22/4).
Usia remaja merupakan masa transisi, banyak perilaku mereka didasari oleh rasa ingin tahu dan mencoba hal-hal baru. Aksi coret-coret seragam sekolah bisa menjadi model bagi siswa lainnya, sehingga menjadi sebuah tren di kalangan mereka.
Menurutnya, peran media juga ikut menyebabkan aksi coret-coret di kalangan remaja ini terjadi. Ia berharap media memberitakan kegiatan siswa yang lebih positif, misalnya dengan pengumpulan seragam untuk disumbangkan, doa bersama atau kegiatan positif lain.
“Jadi, dengan media memberitakan kegiatan-kegiatan positif itu akan menjadi sajian informasi baru bagi si pelajar, kalau memang usai melaksanakan UN tidak hanya dapat diluapkan melalui coret-coret tetapi ada kegiatan positif yang bisa dilakukan oleh para siswa,” paparnya.
Bukan hanya peran media, pihak sekolah juga perlu untuk berpartisipasi dalam mencegah aksi coret-coret. Sosialisasi seharusnya dilakukan sebelum masa UN berakhir, pihak sekolah bisa membuat anjuran atau usulan kegiatan positif saat UN berakhir.
“Sekolah harus aktif melakukan anjuran-anjuran kepada siswanya sebelum ujian berakhir, sehingga paling tidak dengan anjuran itu akan membuka pemikiran bagi siswa untuk melakukan hal positif bukan aksi coret-coretan seperti yang selama ini terjadi, “ujarnya lagi.
Prof Munir tidak setuju bila harus diberikan sanksi kepada siswa yang ikut dalam aksi coret-caret seragam. Ia menilai sanksi yang diberikan tidak dapat digunakan sebagai jaminan untuk menyelesaikan fenomena ini. Sanksi atau hukuman hanya akan menimbulkan perlawanan yang berujung tindakan anarkis.
“Pendekatan persuasif, baik itu melalui pemberitaan oleh media, anjuran-anjuran dari sekolah dan keluargasetidaknya mampu mengurangi aksi coret-coret seragam sekolah,” tuturnya.(bs/mba)

sumber: http://www.psikologizone.com/coret-coret-seragam-luapan-emosi-yang-salah/065116321

review: 
Acara coret-coret baju setelah UN adalah meluapkan kelegaan karena mereka telah menyelesaikan UN dan berpikir seragam yang dicoret-coret dapat kita kenang. Kenangan masa-masa SMA/SMP yang sedih maupun bahagia dilakukan bersama-sama, mereka meluapkan dengan coret-coret plus tanda tangan dari temannya.Namun dari kalangan lain menilai hal ini tidak perlu dilakukan. Daripada dicoret-coret lebih baik disumbangkan kepada anak yang kurang mampu.
Pandangan seseorang itu pasti berbeda-beda jadi tergantung kita menganggapnya coret-coret tindakan yang tidak perlu, atau tindakan yang akan kita kenag

Gedung Dewan Tanpa Rok Mini

Liputan6.com, Jakarta: Lantai tiga Gedung Nusantara II DPR biasanya sangat ramai jika sidang paripurna tengah digelar. Lobi ruang sidang paripurna pun dipenuhi staf ahli anggota Dewan yang hadir. Ada saja keperluannya, mulai dari mengecek absensi, hingga memastikan para anggota Dewan memperoleh materi sidang tertulis.

Keberadaan staf ahli, terutama wanita, yang sifatnya temporer memang seringkali jadi perhatian, terutama oleh kaum laki-laki. Alasannya sederhana, lantaran pakaian yang dikenakan mereka. Untuk itu, Badan Urusan Rumah Tangga DPR sedang menyusun larangan berpakaian seksi, bahkan larangan penggunaan rok mini di seluruh kompleks DPR. 

Meski belum ada larangan resmi, wacana ini ternyata berpengaruh. Anggota Dewan dan staf ahli wanita yang sering menggunakan rok mini, Selasa (6/3) ini sudah menggunakan rok sebatas lutut, bahkan celana panjang.

Namun, tidak semua wanita setuju, termasuk Rieke Dyah Pitaloka, anggota DPR dari Fraksi PDIP. Menurutnya, urusan rok mini ini tak perlu harus diatur secara khusus. "Masih banyak undang-undang yang harus diproduksi ketimbang membuat aturan tentang itu," jelasnya.

Kompleks DPR sebagai lembaga tinggi negara memang harus dijaga kehormatannya. Bukan saja dengan cara berpakaian para penghuninya, namun juga dengan perilaku yang terhormat.(ADO)


sumber: http://berita.liputan6.com/read/380623/gedung-dewan-tanpa-rok-mini


review: 
Memakai rok mini itu terserah dari pemakainya, tetapi disesuaikan pada tempatnya agar terhindar dari bahaya bahaya yang mengintai perempuan pada temapt umum. Tetapi anggota DPR kenapa merasa risih akan wanita yang memakai rok mini? apa ini terjadi karena kurangnya iman anggota DPR untuk tidak melihat lawan jenis, apalgi emreka sudah memiliki istri. Daripada mengurusi masalah rok mini ini, seharusnya DPR mengurus masalah yang berkaitan dengan masalah masyarakat yang lebih penting.

Minggu, 22 April 2012

Bocah TK Cari Nafkah Gantikan Ibunya



Bocah TK Cari Nafkah Gantikan Ibunya
Liputan6.com, Purworejo: Sesuai namanya, Bintang, seorang bocah yang masih duduk di taman kanak-kanak di Purworejo, Jawa Tengah. Ia berjiwa mulia karena benar-benar bisa menyinari penderitaan orangtua yang menderita cacat fisik. Bintang tak malu mengamen sepulang sekolah dengan disaksikan sang ibu, Sariyati yang duduk di atas kursi roda demi menyambung hidup sehari-hari.

Bintang membantu mencari nafkah mengingat keterbatasan ibunda tercinta. Kedua kaki ibunya putus akibat tertabrak kereta api Premix Ekspres di Desa Klepo, Kutoarjo, tiga tahun silam.

Beragam lagu dibawakan Bintang. Meski cuma berbekal lagu yang didapat dari sekolah, seperti lagu Pelangi dengan petikan jemari tangannya melalui gitar yang fals. Bocah yang bercita-cita jadi polisi itu mengaku sengaja tak melibatkan kedua kakaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar ikut mengamen. Sebab mereka tak mau diajak dan memilih bermain-main di rumah.

Namun bagi Bintang, terasa punya beban berat jika sehari saja tak mengamen demi membahagiakan ibundanya yang cacat fisik. Bagi Bintang yang penting tidak mengganggu sekolahnya dan apa yang didapat adalah halal.

Sementara Sariyani hanya bisa pasrah. Ia terpaksa mengizinkan Bintang mengamen demi mendapatkan uang menggantikan dirinya yang tak lagi bisa bekerja. Apalagi Ngatijo, suaminya telah meninggal akibat kecelakaan yang sama sehingga praktis mengubah kondisi ekonominya hancur.(AIS)



sumber: http://berita.liputan6.com/read/385556/bocah-tk-cari-nafkah-gantikan-ibunya

review:
Dengan umur yang masih sangat belia, bintang rela bekerja untuk menghidupi kehidupannya bersama ibunya. Walaupun ibunya tidak menyetujuinya tetapi keadaan yang memaksa bintang pun mengamen setelah dia pulang sekolah. Kasih yang tulus dari Bintang seorang anak kecil yang tanpa lelah bernyayi dari dalal bisa ataupun disepanjang jalan demi mendapat uang yang mungkin tidak seberapa untuk menghidupi keluarganya. Perjuangan hidupnya yang sungguh berat ini harus di contoh. Dia tidak pernah mengeluh dan berusaha untuk membahagiakan ibunya.

Sabtu, 21 April 2012

Hilangnya Kepercayaan Masyarakat terhadap Parpol


Analisis
Hasil survei yang dilakukan Centre for strategic and International Studies (CSIS) menyatakan kepercayaan masyarakat terhadap partai politik saat ini sangat rendah ,hanya 22,4 persen responden menilai partai politik memiliki kinerja yang baik, sisanya menilai sebaliknya. Dukungan terhadap partai politik turun dibandingkan dengan pemilu 2009. hal tersebut dikarenakan saat ini partai politik bukanlah institusi yang menjadi saluran buat aspirasi publik ke pemerintah, tetapi partai politik lebih menjadi alat buat elit-elit politik untuk mencapai kekuasaaan dan menguasai sumber daya alam yang ada. Survei ini dilakukan secara acak bertingkat pada 16 hingga 24 Januari 2012 terhadap 2117 responden di 33 provinsi.
Hasil survei CSIS juga menunjukan, saat ini masyarakat menilai kinerja pemerintahan di tiga bidang yang menjadi perhatian publik yaitu penegakan hukum, pengentasan dari kemiskinan dan pemberantasan korupsi sangat lemah. Yang kita temukan justru semua orang yang tidak mendukung partainya di tahun 2009, hari ini menjadi orang-orang yang tidak punya pilihan. Sebenarnya didalam sistem demokrasi itu partai punya tugas dua arah, pertama, dia menjadi corong untuk mensosialisasikan keputusan-keputusan dari atas ke bawah, kemudian di sisi lain dia juga menjadi saluran aspirasi dari bawah untuk disampaikan kepada pemerintah maupun elit-elit. Saya kira itu fungsi sentral dari partai. Hari ini dua-dua fungsi ini tidak berjalan. Mereka betul-betul hanya dijadikan alat untuk mencapai kekuasaaan.

Fakta Bahwa Masyarakat Lebih Memilih Golput
Prediksi pemilu 2014, hasil survei CSIS menyatakan bahwa akan semakin banyak pemilih golongan putih (golput) karena tak percaya pada partai politik. Masyarakat lebih memilih golput karena rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap partai politik dikhawatirkan akan menimbulkan potensi instabilitas sosial politik yang ada. Sikap anti masyarakat terhadap Parpol merupakan wujud publik masih bersikap kritis dan mekanisme kontrol masyarakat masih berjalan. Sikap itu juga sebuah kemajuan untuk melihat dan mengoreksi Parpol. Kekuasaan itu bukan blanko kosong, sebetulnya kontrol masyarakat itu bukan hanya ada di balik pemilihan tetapi justru sesudah pemilihan. Justru pemilih harus terus mencurigai penguasa dengan kekuasaannya apakah masih sesuai janji- janjinya saat kampanye, atau sudah melenceng. Memburuknya penilaian pu blik terhadap Parpol tak lepas dari perilaku elite Parpol sen­diri. Jika kepercayaan pada parpol semakin luntur, maka akan merusak sistem demokrasi di Indonesia.
Kalau misalnya dari 67 juta orang itu pemilih baru, golputnya 50 persen, kita bisa hitung bahwa setengahnya golput lebih banyak. Dalam perspektif demokrasi, ini menjadi hal yang perlu dipertanyakan. Bagaimana kita mau memperkuat demokrasi, kalau orang yang punya hak politik tidak mau menggunakan haknya itu dengan sungguh-sungguh. Sebuah negara tak bisa hidup tanpa partai politik. Oleh karena itu, parpol harus membenahi diri dan programnya sehingga memunculkan kembali kepercayaan rakyat. Penguatan parpol ini sangat penting karena parpol adalah pilar demokrasi. Menurut saya, tidak ada sistem demokrasi yang betul-betul efektif jika tidak menggunakan parpol. Kompleksitas permasalahan negeri kita begitu besar dan hanya akan bisa diatasi secara politik melalui perwakilan, dan perwakilan itu parpol. Parpol harus membuat masyarakat tertarik lagi. Kalau parpol tidak dipercaya lagi, harus ditanyakan buat apa parpol didirikan. Menurut saya parpol itu sebuah sarana, tak peduli siapa yang duduk didalamnya, yang penting integritas dari moralitas parpol itu sendiri. Kecendurungan partai politik justru sebagai tempat untuk mencari “MAKAN” yang kemudian memicu fenomena politik uang di tengah biaya politik yang tinggi. Kalau masyarakat sudah apatis, itu sudah berbahaya. Nanti masyarakat ini bisa frustrasi, ga percaya lagi sama sistem. Tidak mau berpartisipasi. Bahkan suatu saat kalau ditambah dengan kondisi lain seperti kondisi ekonomi, bisa bentuk-bentuknya berupa ekspresi dalam bentuk kekerasan kolektif bisa sampai kesana. Partisipasi masyarakat termasuk juga dalam penyelenggaraan pemilu.

sumber: http://politik.kompasiana.com/2012/03/20/hilangnya-kepercayaan-masyarakat-terhadap-parpol/

review: 
Partai Politik yang jumlahnya dangat banyak di Indonesia membingungkan para pemilih. Apalagi mereka juga mengumbar janji-janji yang membuat orang seseorang makin tertarik. Namun belakangan ini, janji-janji yang diberikan pada masyarakat hanya harapan palsu belaka. Para petinggi parpol banyak yang terjerat kasus korupsi serta masalah masalah yang lain. Keadaan negara pun tidak berubah jauh, bahkan sekarang sistem pemerintahan Indonesia cenderung pasif menurut pandangan saya. Hal ini mendorong adanya GOLPUT pada setiap pemilu, banyak dari mereka yang tidak ikut menyumbangkan suara mereka. Pada UUD pun kita sebagai warga negara harus memilih calon pemimpin. Kita tidak boleh menjadi warga negara yang pasif,  berpartisipasi dalam PEMILU. Walaupun Parpol yang kita pilih nanti itu ternyata membuat kesalahan, namun setidaknya kita dapat menyalurkan aspirasi.