Minggu, 25 Maret 2012

Busung Lapar siapa yang patut disalahkan?

  
      Indonesia dikenal dengan Negara kepulauan dengan kekeyaan alam yang melimpah. Tetapi walaupun demikian dengan kualitas SDM dan pendidikan yang kurang memadai tidak selalu membuat masyarakat terjamin kesejahteraannya. Salah satunya adalah menyebabkan rendahnya daya beli masyarakat dan rendahnya masyarakat dalam gizi. Akibat dari rendah atau kekurangan gizi tersebut adalah banyak ditemukannya kasus busung lapar di Indonesia.

     Busung lapar atau honger oedema disebabkan cara bersama atau salah satu dari simtoma marasmus dan kwashiorkor adalah sebuah fenomena penyakit di Indonesia bisa diakibatkan karena kekurangan protein kronis pada anak-anak yang sering disebabkan beberapa hal, antara lain anak tidak cukup mendapat makanan bergizi, anak tidak mendapat asuhan gizi yang memadai dan anak mungkin menderita infeksi penyakit.

     Biasanya kasus ini ditemukan di daerah yang miskin yang gersang dan sangat sulit daerahnya untuk mendapatkan air seperti di daerah Nusa Tenggara sehingga menanam tanaman pokok seperti padi pun sulit. Di Papua yang merupakan pulau yang kaya akan sumber daya alam masih banyak ditemukan kasus tersebut. Padahal di Bumi Cendrawasih Tersebut berdiri peruasahaan besar asing yang menambang emas. Tapi tetap saja Busung Lapar masih banyak terjadi. Selain itu Papua juga mendapatkan dana khusus dari pemerintah karena Papua merupakan daerah Otonomi khusus dan seharusnya kejadian tersebut tidak boleh terjadi.
 
     Keadaan tersebut tidak hanya terjadi di Ujung Indonesia. Di ibukota saja kejadian tersebut terjadi dimana Kasus busung lapar terjadi di Jakarta Timur. Eka Pratiwi 4 tahun, seorang balita yatim piatu, warga RT 06/07 Kelurahan Tengah, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, terkena penyakit busung lapar. Ini tentu ironi dimana daerah ibukota yang serba ada masih terjadi kasus tersebut.

     Sebenarnya jika melihat kasus tersebut sulit untuk menentukan siapa yang patut disalahkan. Pemerintah sendiri sebenarnya sudah menyediakan Posyandu disetiap daerah. Tetapi bagaimana peran posyandu saat ini tentu kita tidak tahu.Peran posyandu besar dalam mengendalikan gizi buruk balita agar tidak kritis. Meski, tak semua balita terjangkau Misal, pada hari dan jam yang ditentukan ibunya tak di rumah, sedang memulung. Untuk itu diharap petugas posyandu proaktif mengantar asupan ke tempat mereka.Kalau tak dapat asupan tambahan, gejala kritis balita gizi buruk seperti apa. Tetapi semestinya kita juga tidak boleh saling menyalahkan yang kita butuhkan saat ini adalah saling bekerjasama dan bergotong-royong agar kasus tersebut tidak terulang kembali.

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Busung_Lapar
http://www.tempointeraktif.com/hg/jakarta/2009/05/25/brk,20090525-178025,id.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/busung-laparsiapa-yang-patut-disalahkan-l/

review: 
Beberapa waktu belakangan ini kita dikejutkan adanya kasus busung lapar di daerah Bekasi dan Tangerang. Kasus busung lapar biasanya terjadi pada anak balita yang tinggal di daerah panas dan gersang, serta jauh dari unit kesehatan seperti puskesmas.
Penyebab busung lapar itu biasanya balita kurang menerima asupan gizi yang cukup untuk tubuhnya. Minimal balita harus mengkonsumsi susu untuk mendapat asupan gizi, namun karena sekarang susu formula bayi sangat mahal mereka biasanya menggunakan air tajin sebagai pengganti air susu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar