Badan PBB Urusan Pendidikan, Sains dan Kebudayaan (UNESCO) secara resmi mengakui Tari Saman Gayo dari Provinsi Aceh sebagai warisan budaya dunia tak benda dalam sidang di Bali (24/11).
Dengan pengakuan tersebut, lanjutnya, diharapkan adanya penguatan identitas keanekaragaman budaya Indonesia.
"Lalu yang kedua UNESCO juga harus memastikan bahwa program-program yang diajukan itu mempunyai program proteksi atau pelestarian dan mempunyai program promosi, program yang sifatnya edukasi yang bisa ditangkap oleh generasi muda yang lain-lainnya," jelasnya.
Dinilai kembali
Namun dengan pengakuan itu bukan berarti UNESCO akan memberikan dukungan dana untuk melaksanakan program-program karena lembaga tersebut sifatnya memang tidak memberikan dana.Bagaimanapun UNESCO akan menyediakan tenaga ahli dalam bidang warisan budaya dunia tak benda yang akan memberikan pengarahan dan sekaligus mereka akan menjadi penilai tentang kemajuan program-program pelestarian dan promosi setiap empat tahun sekali.
"Setiap empat tahun sekali nanti akan dinilai kembali apakah apa yang diajukan pada empat tahun yang lalu itu konsisten dilakukan atau tidak. Kalau tidak ya bisa akhirnya dicoret kembali," kata Arief Rachman.
Pelaksana program pelestarian dan promosi Tari Saman, tegasnya, bukan semata tugas pemerintah tetapi juga masyarakat secara umum.
Dia mengatakan pengajuan proposal untuk menjadi warisan budaya tak benda tidak berdasar prioritas tertentu tetapi juga tergantung pada masyarakat yang mengajukan terlebih dulu.
Selain Tari Saman, warisan budaya tak benda Indonesia yang telah diakui UNESCO adalah wayang, keris, batik dan seni angklung. Adapun yang sedang diproses adalah tari tradisional Bali, gamelan dan seni pembuatan noken, tas tradisional Papua.
Tari Saman adalah sebuah tarian suku Gayo di Aceh yang biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat dan dipentaskan oleh laki-laki.
sumber : http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2011/11/111124_samanunesco.shtml